Apakah Cloud akan Menggantikan Data Center?

Apakah Cloud akan Menggantikan Data Center?

Teknologi berbasis cloud naik dengan cepat sehingga tampak menonjol di pasaran. Bahkan, data center berbasis cloud diramalkan akan menggantikan data center fisik dalam waktu tiga tahun saja! Lalu bagaimana dengan cloud hosting Indonesia?

Apakah Cloud akan Menggantikan Data Center?

Sebuah laporan dari Cisco pada tahun 2018 menyebutkan bahwa pada tahun 2016 data center berbasis cloud menyumbang sekitar 6 zettabytes traffic (1 zettabytes sama dengan 1 triliun gigabytes, jadi angka tersebut setara dengan 6 triliun gigabytes) dan 88% dari seluruh traffic.

Perusahaan teknologi multinasional asal Amerika Serikat ini percaya bahwa statistik tersebut akan melonjak hingga 19,5 zettabytes per tahun dan 95% dari total traffic di 2021. Jika hal ini benar terjadi, data center fisik akan ketinggalan zaman.

Dalam laporannya, Cisco menyebutkan bahwa peningkatan data yang disimpan di cloud menghasilkan hyperscale data center. Ini adalah layanan umum berskala besar dengan lebih dari 1 miliar USD (sekitar Rp 14,6 triliun) di platform-as-a-service (PaaS) atau infrastructure-as-a-service (IaaS), seperti Amazon atau IBM. Perusahaan juga dapat digolongkan sebagai hyperscale data center jika memiliki setidaknya 2 miliar USD (sekitar Rp 29,2 triliun) di software-as-a-service (SaaS), seperti Google dan Microsoft.

Baca Juga: Perbedaan IaaS, PaaS, dan SaaS

Di 2016, hanya ada 336 hyperscale data center, itupun hanya menampung 27% dari total server. Pada 2021, pakar Cisco memprediksi akan ada 628 hyperscale data center global yang menyumbang 53% dari server dunia. Cloud hosting Indonesia seperti OpenCloud adalah salah satunya. Selain itu, 55% dari seluruh traffic data center akan berasosiasi dengan hyperscale data center. Di 2015, persentasenya hanya 39%.

Penyebab Kebangkitan Cloud Computing

Salah satu alasan utama layanan cloud semakin diminati adalah karena pengguna komputer bisnis dan harian memahami betapa praktis dan aman layanan ini. Peralatan fisik (hardware) yang dibeli untuk menyimpan file dapat dengan mudah rusak. Sehingga, mengambil langkah ekstra dengan menyimpan file-file tersebut di cloud bisa jadi penyelamat.

Berdasarkan riset Cisco, aplikasi konsumen maupun bisnis sama-sama berkontribusi terhadap semakin mendominasinya layanan cloud. Bagi konsumen, video streaming, jejaring sosial, dan mesin pencari adalah aplikasi cloud yang paling populer. Sementara itu bagi pebisnis, enterprise resource planning (ERP), kolaborasi, dan analitik adalah area pertumbuhan teratas.

Sekitar pertengahan 2017, The New York Times memutuskan untuk berhenti menggunakan tiga dari data center sewaan dan menggantinya dengan layanan cloud umum dari Google. Ketika nama besar seperti ini membuat loncatan dengan memakai cloud, dapat menjadi tanda kuat bahwa teknologi tersebut cukup terpercaya untuk memenuhi sejumlah kebutuhan tanpa gagal.

Analisis Cisco juga menyebut bahwa Internet of Things (IoT) adalah penggerak lain dari menonjolnya cloud computing. Cisco menyebutkan bagaimana total jumlah data yang diciptakan oleh berbagai alat – meski tidak selalu disimpan di sana – seharusnya 847 zettabytes. Di 2016, jumlahnya hanya 218 zettabytes.

Baca Juga: Mengenal IoT dan Trennya di 2021

Di antara tren yang diprediksi untuk IoT di 2018 adalah meningkatnya ketergantungan pada alat yang terhubung di sektor kesehatan, mobil pintar, serta produk rumah pintar di pasaran. Teknologi semacam ini bisa menyumbang jumlah yang signifikan terkait materi yang disimpan.

Para analis percaya bahwa edge computing (penyebaran sumber daya komputasi dan penyimpanan di lokasi di mana data diproduksi) akan digunakan lebih sering daripada cloud computing sendiri, tapi tetap saja edge computing membutuhkan teknologi cloud. Salah satunya menggunakan alat penyimpanan lokal yang memproses data IoT dulu, lalu mengirimkan sebagian ke cloud.

Selain faktor spesifik yang sudah disebutkan, ketergantungan dunia terhadap data bisa jadi alasan lain peningkatan cloud data center. Cloud sudah terbukti memenuhi kebutuhan data dunia, menyebabkan perusahaan beralih dari data center tradisional ke data center yang ada di cloud.

Baik untuk bisnis, hiburan, ataupun keduanya, pengguna di seluruh dunia mengirimkan dan menyimpan data yang sangat banyak. Di 2021, contohnya, 94% beban kerja dan komputasi diperkirakan akan diproses oleh cloud data center. Hanya 6% yang akan diolah oleh data center tradisional.

Bagi Cisco, cloud data center memiliki level virtualisasi, standardisasi, automasi, dan keamanan lebih tinggi dibanding data center tradisional. “Cloud data center menawarkan performa yang meningkat, kapasitas lebih tinggi, dan manajemen yang lebih mudah dibanding data center tradisional. Virtualisasi menjadi katalis bagi konsolidasi hardware dan software, automasi yang lebih baik, dan pendekatan keamanan yang terintegrasi,” tulis Cisco.

Tentang OpenCloud

Jangan mau ketinggalan zaman. Beralihlah dari data center tradisional ke cloud data center dengan segudang kelebihannya. OpenCloud siap membantu Anda sebagai cloud hosting Indonesia yang terpercaya dan dapat diandalkan. Hubungi kami di sini.

Foto Utama: Freepik.com 

Sumber:

  • https://blogs.cisco.com/sp/five-things-that-are-bigger-than-the-internet-findings-from-this-years-global-cloud-index
  • https://cloudtweaks.com/2018/02/cloud-expected-replace-data-centers/
  • https://www.zdnet.com/article/cloud-computing-will-virtually-replace-traditional-data-centers-within-three-years/