Batik adalah teknik menggambar motif di kain dengan menggunakan malam dan canting. Nah, pada tanggal 2 Oktober 2009, UNESCO menetapkan batik sebagai Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Nonbendawi. Karena itulah hari ini ditetapkan sebagai Hari Batik Nasional.
Foto: twenty20.com
Batik memang sudah tidak asing bagi masyarakat Indonesia. Ragam coraknya tidak cuman indah dipandang, tetapi juga menyimpan segelintir kisah perjalanan yang panjang hingga akhirnya diakui UNESCO. Lalu, bagaimana sejarah batik hingga diresmikan menjadi Hari Batik Nasional? Berikut penjelasan lengkapnya.
Sejarah Batik di Dunia
Foto: unreservedmedia.com
Ternyata, teknik pewarnaan kain menggunakan malam sudah dimulai sejak zaman Mesir kuno di abad ke-4 SM. Penemuan kain pembungkus mumi dengan pola yang dilapisi malam menjadi buktinya. Lalu, teknik seperti batik juga dikenal oleh suku di Afrika yaitu Yoruba di Nigeria, serta Suku Wolof dan Sobibke di Senegal.
Di Asia sendiri, teknik yang serupa dengan batik sudah diterapkan pada masa Periode Nara di Jepang (645-794) dan Dinasti T’ang (618-907) di Tiongkok. Dilansir dari National Geographic, arkeolog Belanda, NJ Krom, menyebutkan kalau batik memang sudah berkembang sebelumnya di India, khususnya Pantai Koromandel. Nah, melalui perdagangan, India membawa kebudayaan batik ke Indonesia.
Sejarah dan Perkembangan Batik di Indonesia Era Kerajaan
Foto: unsplash.com
Kata ‘batik’ sendiri muncul dari bahasa Jawa ‘amba’ yang artinya menulis dan ‘titik’. Sebenarnya batik di Nusantara sudah ada sejak zaman Kerajaan Majapahit. Hal ini dibuktikan dengan adanya sisa peninggalan batik yang ada di Bonorowo dan Mojokerto.
Waktu itu batik dianggap sangat eksklusif, hanya kalangan raja dan para pembesar kerajaan yang memakainya. Batik yang dihasilkan saat itu semuanya masih batik tulis. Baru setelah Perang Dunia I atau sekitar tahun 1920-an batik cap dan batik print dikenal.
Namun, siapa sih yang tidak tertarik dengan kain batik yang begitu indah? Akhirnya, batik mulai digemari di luar kerajaan. Banyak rakyat yang meniru batik, bahkan membatik jadi pekerjaan kaum wanita untuk mengisi waktu luang.
Baca Juga: Sejarah Hari Kartini
Sejarah Hari Batik Nasional di Era Modern
Foto: pixabay.com
Pada masa modern, batik diperkenalkan pertama kali oleh Soeharto ketika menghadiri konferensi PBB. Waktu itu batik juga sering dijadikan oleh-oleh untuk tamu negara. Kebijakan Ali Sadikin sebagai Gubernur DKI Jakarta saat itupun membuat batik tidak hanya sebagai objek komoditi, tapi juga simbol budaya dan identitas bangsa.
Puncaknya terjadi ketika Indonesia menjadi tuan rumah KTT APEC, di mana dress code waktu itu adalah batik. Desainer Iwan Tirta terpilih untuk membuat 18 motif batik berbeda untuk 18 kepala negara peserta APEC. Semua disesuaikan dengan warna budaya negara masing-masing dan kombinasi sentuhan corak dari batik etnis Jawa.
Strategi Soeharto ditiru oleh presiden-presiden setelahnya. Hal ini membuat banyak orang mengusulkan batik masuk ke daftar World Heritage di UNESCO. Akhirnya, batik berhasil mendapatkan predikat Intangible Cultural Heritage of Humanity di era SBY.
Namun, saat itu Malaysia mengklaim kalau batik adalah budaya mereka. Nah, untuk melindungi batik dan meningkatkan kesadaran akan identitas bangsa ini, Presiden SBY menetapkan bahwa tanggal 2 Oktober adalah Hari Batik Nasional. Masyarakat diimbau mengenakan batik di hari tersebut.
Sejarah Hari Batik Nasional dan Pengakuannya di UNESCO
Foto: kemdikbud.go.id
Wayang dan keris terlebih dahulu diakui UNESCO sebagai Karya Agung Budaya Lisan dan Takbenda Warisan Manusia (Masterpieces of the Oral and Intangible Cultural Heritage of Humanity) pada tahun 2003 dan 2005 dan dimasukkan ke dalam Representative List di tahun 2008.
Perjalanan batik Indonesia hingga akhirnya diakui UNESCO tak kalah panjang. Batik harus mengalahkan 111 nominasi mata budaya lainnya dari 35 negara yang diakui UNESCO hingga mengerucut ke dalam Daftar Representatif menjadi 76 mata budaya saja.
Departemen Kebudayaan dan Pariwisata (Depbudpar) menyatakan kalau upaya batik diakui UNESCO melibatkan banyak pihak, termasuk pemerintah, pakar, para pengrajin, asosiasi pengusaha, lembaga batik, serta masyarakat luas. Perwakilan RI di tim juri yang terdiri dari negara Turki, Estonia, Mexico, Kenya, Persatuan Emirat Arab, Korea Selatan, serta UNESCO-Paris memiliki peran penting dalam memperkenalkan batik kepada anggota Subsidiary Body.
Tercatat, batik Indonesia dan satu usulan lain dari Spanyol masuk ke dalam dokumen nominasi terbaik Mata Budaya Takbenda oleh UNESCO. Upaya pemerintah Indonesia ini didukung oleh komitmen Konvensi UNESCO terhadap perlindungan warisan budaya takbenda sejak 2003.
Konvensi tersebut melakukan perlindungan terhadap warisan budaya takbenda, seperti ritual dan festival, kerajinan tangan, musik, tarian, bertutur dan berekspresi, seni tradisional, dan kuliner. Warisan budaya yang diturunkan dari generasi ke generasi memberi identitas dan sebagai upaya menghormati keanekaragaman budaya dan kreativitas manusia.
Pada sidang ke-4 Komite Antar Pemerintah, batik Indonesia secara resmi diakui UNESCO dan dimasukkan ke dalam Daftar Representasi untuk Budaya Takbenda Warisan Manusia (Representative List of the Intangible Cultural Heritage of Humanity). UNESCO menganggap kalau batik sudah memenuhi kriteria, antara lain:
- Memberi kontribusi terkait terpeliharanya warisan budaya takbenda untuk saat ini dan di masa mendatang.
- Kaya akan simbol-simbol dan filosofi kehidupan dari rakyat Indonesia.
Baca Juga: 8 Tradisi Hari Raya Waisak di Berbagai Negara
Lalu, Tugas Kita Apa Sekarang?
Foto: twenty20.com
Sejarah batik dan perkembangannya tentu belum berhenti, karena di masa sekarang kita harus tetap melestarikannya. Bukan hanya dijadikan corak pakaian saja, motif batik kini juga sudah menjalar ke berbagai aksesoris seperti tas, sepatu, hingga helm.
Sebagai orang Indonesia, kita patut bangga dengan adanya warisan leluhur batik ini. Batik akan terus berkembang dan maju jika semua kalangan masyarakat, terutama anak muda negara ini, memiliki kepedulian yang tinggi untuk melestarikannya.
Jangan merasa malu, ya, untuk memperkenalkan budaya kita sendiri. Hal ini bisa dilakukan dengan tindakan nyata seperti menggunakan batik dalam keseharian kita.
Untuk info menarik lainnya, cek dan ikuti terus Blog Opencloud.
Sumber:
- https://www.goodnewsfromindonesia.id/2020/07/20/diklaim-berbagai-negara-bagaimana-sejarah-batik-di-indonesia/amp
- https://indonesia.go.id/ragam/seni/seni/batik-yang-mendunia
- https://kwriu.kemdikbud.go.id/berita/hari-ini-8-tahun-lalu-unesco-akui-batik-sebagai-warisan-dunia-asal-indonesia/
- https://infonawacita.com/begini-kisah-pengakuan-batik-indonesia-oleh-unesco-sebagai-warisan-dunia/