Mengapa Hardiknas Jatuh Pada Tanggal 2 Mei 

Mengapa Hardiknas Jatuh Pada Tanggal 2 Mei 

Setiap tanggal 2 Mei seluruh rakyat Indonesia memperingati Hari Pendidikan Nasional atau disingkat menjadi Hardiknas. Di sekolah-sekolah biasanya dilakukan upacara untuk memperingatinya. Hardiknas merupakan peringatan penting di dunia pendidikan. Tetapi tahukah Anda apa yang mendasari ditetapkannya tanggal tersebut sebagai Hari Pendidikan Nasional serta makna dibaliknya? Mari kita sedikit kembali membuka sejarah Indonesia.

Baca Juga: 5 Fakta Sumpah Pemuda

Mengapa Hari Pendidikan Nasional Jatuh Pada 2 Mei

Revolusi pendidikan di Indonesia tak bisa lepas dari peran Ki Hajar Dewantara. Pada masanya, beliau berjasa membuat pendidikan dapat diakses oleh lapisan masyarakat biasa yang pada saat itu tidak mendapat kesempatan untuk bersekolah. Inilah beberapa uraian mengapa tanggal 2 Mei ditetapkan menjadi Hardiknas.

1. Hari Lahir Ki Hajar Dewantara 

Ki Hajar Dewantara adalah seorang tokoh pahlawan di bidang pendidikan yang sangat berjasa bagi Indonesia. Oleh karena itu tanggal lahir beliau yang jatuh pada 2 Mei 1889 ditetapkan sebagai Hari Pendidikan Nasional untuk mengenang dan menghargai jasa-jasa beliau untuk dunia pendidikan di Indonesia. 

2. Menghargai Perjuangan Ki Hajar Dewantara 

Pendidikan pada masa lalu merupakan hal yang sangat eksklusif, hanya orang-orang tertentu saja yang dapat mengenyam pendidikan. Khususnya mereka yang berada di kasta tinggi atau bangsawan, serta orang-orang Belanda saja. Adapun rakyat jelata tidak diperbolehkan mengenyam pendidikan. Ki Hajar Dewantara kemudian menginisiasi agar sekolah dapat diberikan pula kepada seluruh rakyat.

3. Memahami Pentingnya Pendidikan untuk Kemajuan Bangsa 

Ketika seseorang memiliki pemahaman yang baik tentang ilmu pengetahuan maka akan membuat sebuah tatanan masyarakat yang lebih berkembang dan maju pemikirannya. Pada akhirnya, masyarakat yang terdidik dapat mendorong kemajuan baik dari segi ekonomi, sosial, serta teknologi yang muaranya adalah kesejahteraan bagi bangsa itu sendiri. 

Mengenal Lebih Jauh Tentang Ki Hajar Dewantara 

Foto: Freepik.com

Beliau lahir di Yogyakarta pada tanggal 2 Mei 1889. Pendidikan pertama beliau ditempuh di Sekolah Dasar ELS, lalu melanjutkan ke STOVIA atau dikenal dengan Sekolah Dokter Bumiputera milik Belanda. Sayangnya karena masalah kesehatan, beliau tidak dapat melanjutkan hingga tamat. 

Beliau tercatat sebagai seorang wartawan di beberapa surat kabar seperti Oetoesan Hindia, De Express, Midden Java, Sedyotomo, Kaoem Moeda, Tjahaja Timoer, dan Poesara. Sampai akhirnya, beliau diangkat sebagai Menteri Pendidikan dalam kabinet pertama Republik Indonesia yang dipimpin Presiden Soekarno. Beliau juga sempat mendapatkan gelar doktor kehormatan yaitu Doctor Honoris Cause (Dr.H.C.) yang diberikan oleh Universitas Gajah Mada, Yogyakarta pada tahun 1957. 

Beliau dikenal sebagai orang yang berani menentang kebijakan kolonial pada masa itu dengan tulisan-tulisannya yang tajam. Tulisan beliau yang paling terkenal adalah “Als Ik Eens Nederlander Was”, yang dalam bahasa Indonesia berarti “Seandainya Saya Seorang Belanda”. Karena merasa terancam, beliau diasingkan di Pulau Bangka oleh pihak Belanda. Namun, beliau mendapatkan bantuan dari Douwes Dekker dan Cipto Mangoenkoesumo yang meminta agar beliau dipindahkan ke Belanda. 

Beliau akhirnya wafat pada usia 70 tahun, tepatnya tanggal 26 April 1959. Sebagai penghargaan atas jasanya, beliau dinobatkan sebagai Bapak Pendidikan Nasional Indonesia pada tanggal 28 November 1959 atas Surat Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 305 tahun 1959. Sejak saat itu, Hardiknas juga ditetapkan menggunakan tanggal lahir beliau yaitu tanggal 2 Mei. 

Beliau juga ditetapkan sebagai pahlawan nasional yang kedua oleh Presiden RI pada masa itu, Soekarno, pada 28 November 1959 dalam Surat Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 305 Tahun 1959, tanggal 28 November 1959. 

Baca juga: 5 Pahlawan yang Gugur di Usia Muda

Jasa-jasa Ki Hajar Dewantara

Disebut-sebut sebagai Bapak Pendidikan, berikut ini adalah jasa-jasa Ki Hajar Dewantara yang tak boleh kita lupakan.

1. Mendirikan Sekolah Taman Siswa 

Sepulangnya beliau dari Belanda karena pengasingan, beliau mendirikan sebuah sekolah untuk rakyat Indonesia yang dinamakan Taman Siswa, tepatnya pada tanggal 3 Juli 1922. Lembaga ini menjadi tolak ukur awal konsep pendidikan Indonesia. 

2. Membuat Semboyan untuk Pendidik 

Beliau adalah orang yang membuat ungkapan pendidikan yang dapat menjadi arahan dan pedoman bagi para pendidik.  

“Ing Ngarsa Sung Tulada (dari depan, seorang pendidik harus memberikan teladan yang baik). Ing Madya Mangun Karsa (dari tengah, seorang pendidik harus dapat menciptakan prakarsa atau ide). Serta Tut Wuri Handayani (dari belakang, seorang pendidik harus bisa memberi arahan). 

Dengan semboyan tersebut maka guru benar-benar menjalankan fungsinya sebagai pendidik dan layak untuk dicontoh dan ditiru, karena ujung tombak pendidikan berawal dari pendidik yang baik. 

Itulah yang menjadi dasar mengapa Hari Pendidikan Nasional ditetapkan pada tanggal 2 Mei.

Foto Utama: Pixabay.com

Sumber

  • https://www.pppa.or.id/mengapa-tanggal-2-mei-diperingati-hari-pendidikan-nasional/ 
  • https://piibali.or.id/makna-dan-sejarah-hardiknas-hari-pendidikan-nasional/
  • https://www.tribunnews.com/nasional/2020/05/02/sejarah-hari-pendidikan-nasional-hardiknas-yang-jatuh-pada-tanggal-2-mei